Minggu, Agustus 24, 2014

Bag-5: SEJARAH SIPIROK: ‘Putra Daerah, Si Joelioes gelar Soetan Martoewa Radja Lulus Kweekschool Padang Sidempoean’



*Kronologi berdasarkan berita dalam surat kabar tempo doeloe

Adanya pemerintahan sipil di Sipirok, telah membuka ruang untuk berkembangnya pendidikan negeri bagi penduduk. Pendidikan adalah instrument penting bagi pemerintah Hindia Belanda untuk mendukung tujuan yang diinginkannya. Melalui pendidikan, produktivitas penduduk setiap wilayah akan meningkat. Penduduk yang lebih berpendidikan, akan lebih sehat, lebih tangguh dan memungkinkan ekonomi dan perdagangan lebih meningkat. Manfaat ekonomi yang meningkat akan lebih mampu membiayai, dan manfaat perdagangan komersial yang meningkat akan membuat untung lebih besar bagi pemerintah. Inilah insentif mengapa pemerintahan sipil dibentuk dan pendidikan diintroduksi.

Seni di suatu tempat, di Sipirok 1895 (KITLV)
Pembangunan sekolah negeri di Sipirok yang berawal di Sipirok dan Bungabondar dan diperluas ke Prau Sorat diharapkan akan berkembang ke seluruh penjuru Sipirok. Namun jauh sebelum itu, bentuk-bentuk pendidikan masyarakat sudah ada di Sipirok. Di kalangan Islam tumbuh sekolah-sekolah non formal yang disebut madrasah—fungsi pengetahuan dan fungsi ibadah, demikian juga para misionaris membutuhkan sekolah-sekolah non formal untuk mencerdaskan penduduk yang juga dikaitkan dengan kebutuhan penyebaran agama. Pemerintah Hindia Belanda hanya focus pada pendidikan formal dan membiarkan pendidikan non formal dari kalangan Islam dan Kristen tumbuh dan kembang sendiri. Adagium pemerintahan Belanda memisahkan pemerintahan dengan agama dan sebaliknya.

Pendidikan ala madrasah berawal dari masjid. Di Sipirok terminologi lokal untuk mesjid disebut mandersa. Dengan demikian, sebelum madrasah memisahkan diri dari mesjid, pendidikan non formal bagi kalangan Islam dilakukan di masjid atau mandersa.Ini mengindikasikan bahwa penyiaran agama relatif bersamaan waktunya dengan pendidikan. Di kalangan misionaris, awalnya pendirian sekolah untuk mencerdasakan anak pribumi secara umum lalu bergeser sebagai sumber guru dalam penyebaran agama.

G. van Asselt yang memulai misi pertama kali di wilayah Sipirok 1958 akhirnya merasa perlu untuk mendirikan sejenis sekolah zending di Parau Sorat (1863).Guru di sekolah zending ini adalah Nommensen yang datang setelah van Asselt. Beberapa anak-anak Sipirok melanjutkan sekolah guru ke Tanobato. Sehubungan dengan pendirian sekolah pribumi Inlansch sekolah negeri School didirikan 1873 di Sipirok dan Bunga Bondar—guru-guru sekolah negeri ini merupakan alumni dari KS Tanobato. Kemudian pemerintah menempatkan seorang penilik sekolah orang Belanda di Sipirok. Selanjutnya sekolah negeri diperluas ke Prau Sorat dan sekolah negeri yang berada di Sipirok ditingkatkan kapasitasnya. Kepala sekolahnya adalah Sutan Martua Radja, seorang alumni KS Padang Sidempoean, yang sebelumnya pernah menjadi guru di Pargarutan. Di kemudian hari, Sutan Martua Raja dikenal sebagai ayah dari Kol. Ir. Mangaraja Onggang Parlindungan, penulis buku ‘Tuanku Rao’.

***
Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 07-12-1889 Ini berbicara selama lebih dari tiga puluh tahun menjadi ayah diberkati saya, yang untuk perluasan Kerajaan Allah sepenuhnya tinggal dan bekerja, menimbulkan sudah beberapa kali untuk menulis mendorong saya dan akan melakukannya hari ini, saya suka kami sikola tinggi (SMA) atau seminar akan mengatakan sesuatu. Dalam Januri 1885, kembali enam puluh pemuda disertakan, sebagian dari Sipirok, Pangaloan, Balige dan Sibolga, sebagian Silindung. Yang datang pada tahun 1886, sepuluh Sipahutar yang dibawa misionaris ….Dr. R.v.A.

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-12-1889 Rappat di Padang Sidempoenan dan rapatts di Sipirok (tapanuli) yang dipimpin petugas (panitera rapat) menjadi yang pertama di controller Angkola, yang kedua dengan itu di Sipirok.

Bataviaasch nieuwsblad, 23-12-1889 Usulan pengangkatan seorang PNS yang diperbantukan akan bertanggung jawab untuk jabatan petugas di rapats Padang Sidempoean dan Sipirok di residensi Tapanoeli.

Bataviaasch nieuwsblad, 10-01-1890 Dipindahkan dari sekolah pribumi (inlandsche school) di Padang Sidempoean (pantai barat Sumatera) guru Elias gelar Soetan Goding Moeda ke Sipirok dan guru sekolah pribumi Sipirok Ridolin gelar Soetan Mongantar ke Padang Sidempoean’.

Kesehatan: De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 11-02-1890 pada bulan Desember lalu. Status kesehatan secara umum memuaskan, kecuali itu di afdeelingea Si Pirok dan Padang-La (Residentie Tapanoeli) di mana beberapa kasus penyakit perut terjadi’.

Rapat adalah suatu dewan peradilan yang dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk menjalankan fungsi kehakiman. Perangkat-perangkat dalam rapat ini adalah kepala rapat, wakil rapat dari pribumi, penulis (panitera) dan anggota. Para anggota rapat ini adalah kepala-kepala pemerintah pribumi. Kepala rapat adalah Controleur pada tingkat onderafdeeling’.

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 27-01-1890: ‘Pengawas jalan di Batangtoru, J. Stins, juga difungsikan dan diangkat sebagai petugas (panitera) di Rapat di di Padang Sidempoean dan di Si Pirok)’.

Bencana alam: De Oostpost: letterkundig, wetenschappelijk en commercieel nieuws- en advertentieblad, 18-03-1861 "gempa besar. Dari Siboga wast mengumumkan bahwa 16 Februari opZaturdag lalu. Evening at 07:00 ada gempa bumi yang hebat dirasakan, yang memakan waktu sekitar empat menit. pagi 20 Februari-didominasi diulang sampai Rabu, menjadi semakin keras dan tusschenpozingen lebih besar, kadang-kadang sedikit bergelombang sekali lagi dengan menyodorkan horizontal.. Juga ada dan Ankola dan Sipirok diulang kejutan hari berikutnya. Untuk Sipirok satu rumah pengawas pemerintah runtuh tidak layak huni, dan dan bangunan rumah lainnya juga mengalami banyak rusak.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 23-08-1890. Dengan penarikan peraturan yang ada yang relevan, menetapkan bahwa transportasi surat ke SW h. akan gescbieken a! s berikut: (a) Padang en Fort de Kock, (b) Fort de Kock en Sibolga…(l) Padang Sidempoean en Sipirok over Pargaroetan, (m) Pargaroetan en Padang Lawas’.
           
De standard, 26-09-1890: ‘Laporan Colonial on kemajuan Mohammedanism di beberapa wilayah Hindia. Terutama di bagian beragama Islam Residenti Tapanoelie memerintah mengangkat kehidupan beragama, tampaknya dengan penciptaan baru dan kadang-kadang gratis standar ibadah dari meningkatnya jumlah mualaf antara bangsa-bangsa di Sipijang dan Padang Lawas…dua jamaah haji ke sana datang Mahomedaanschen ulama Sipirok. Pagan dan Kristen saling bertoleransi sangat baik….Laporan Colonial pada karya Dr Snouck untuk melakukan pengaturan Islam di Nederlandsch Indie, yang dikaitkan sesuai dengan laporan sebelumnya, layanan sementara memberikan hasil yang signifikan..’.

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 17-12-1890: ‘de ordonnantie van 17 December 1875 (Staatsblad no. 288) The ibukota provinsi di Hindia Belanda, termasuk Fort de Kock dan Padang-Sidempoean didirikan cakupan larangan rumah baru didirikan atau bangunan dengan daun kelapa atau cahaya lainnya bahan yang mudah terbakar di wy'ken untuk wyzen oleh Kepala direksi gewestelyk atau lingkungan oleh peraturan. Peraturan ini juga berlaku termasuk untuk ibukota Solok, Pajakombo, Fort van der Capellen, …Juga di Kota Nopan, Penjaboengan, Tanah Batu dan Sipirok, semua terletak di departemen Mandling dan Angkola) tinggal Tapanoeli)’.

Bataviaasch nieuwsblad, 10-02-1891: ‘F. Strötker dari Rijnsche Zendeling-genootschap te Barmen menyampaikan permintaan kepada pemerintah untuk kewenangan guna melaksanakan pelayanannya di Simangoemban, Onderafdeeling Si Pirok, Tapanoelie’.

Sumatra-courant : nieuws- en advertentieblad, 07-03-1891: ‘Diberhentikan dengan hormat atas permintaan nit yang terkait, mantrie budaya  kl-3  di S W K, Si Bangoen dan ditunjuk di tempatnya Si Daoeng Gelar Sutan Baginda yang sekarang sebagai Schryver di Controleur Sipirok’.

Bataviaasch nieuwsblad, 14-03-1891: ‘Dalam pengawasan veterirair di rosidentie Padangache Dataran tinggi, yang ondsrifd Riu, L.-Eboa-Sikaping dan OphirJiatricteu (kediaman Padang Benelonlaodeii) zoomode di bagian bawah. Kecil Mandheling, Oeloo lain Pekanten, Grnot Mandheling dan Batang Natal, Angkola Sipirok lain (residence Tapanooli) bekerja di Fort de Kock, dokter hewan yang ditunjuk untuk layanan sipil tersebut, J. R. F. Da Does’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 29-07-1891: ‘untuk urusan pekerjaan umum resmi telah ditunjuk P. De Schrijver Padang Sidempoean, Untuk Sipirok adalah I.P. Van Roosmalen’.

Bataviaasch nieuwsblad, 29-07-1891: ‘Diangkat pengawas jalan di Tjoebadak, J. Stins, saat ini di bertugas di Residen Tapanoeli sebagai kepala Panitera di Padang Sidempoean dan Sipirok’.

Sumatra-courant : nieuws- en advertentieblad, 02-10-1891 (sebuah risalah, perbandingan misi di Silindung dan Sipirok oleh gurun zending, L. Harnstein): ‘ketika saya datang pertama kali dari Sibolga ke lembah Silindung, saya terkesan hamparan sawah yang luas apalagi saat tiba panen. Kampong-kampung di tengah persawahan yang dipagari dengan bamboo, bagaikan tampak sebagai pulau-pulau dilautan kuning. Bagaimana dengan di Sipirok? Kesan pertama saya di Pangaloan dan Simangumbang, rumah-rumah kecil, pada hari berikutnya saya ke Boeloe Pajoeng, orang tidak menemukan gereja lagi, tapi masjid. Sementara di luar Anturmangan dengan 100 penduduk, ada masjid. Di Pansoer Pago dan Pagaran Djoeloe dengan penduduk 675 terdapat masjid. Demikian juga di Salangge dengan 125 penduduk terdapat masjid. Tidak ada sekolah tunggal. Sekolah menjadi pusat pengikut mohamedansche. Berlawanan dengan rumah kepala kuria yang luas. Lantas apakah di Kristen? Oh, tidak! Malahan musuh Kristen , karena saudaranya kepala masjid. Tapi kami tetap focus ke sana, karena sebelumnya menara kami, meski tantangan dengan hasil hanya kecil. Meski mulai layu, masih ada yang menghibur, bahwa masih ada firman tuhan di sana dalam kelompok kecil. Ada perbedaan utama antara Sipirok, Bunga Bondar dengan Silindung, Toba. Kita harus sebenarnya hanya dapat dilakukan dengan orang-orang kafir di Toba Silindoeng yang cukup baik tanpa pandang bulu bahwa agama mereka (pagan) tidak lagi mampu mengimbangi, dan di Angkola dengan warga Mohamaden yang bertaruh agama Kristen sebagai suatu hal yang usang, agama digantikan dengan yang baru, maka yang lain akan mengejek dan meludahkan, yang mana seorang pria masih menyeberang kepercayaan. Di seluruh Silindoeng dan Toba semua kepala adalah orang Kristen kecuali beberapa, berdiri di bawah Pemerintah, di Sipirok disebut tiga Koeriahoofden yakin semua kepala desa itu adalah Muhamedanen tangguh yang hanya menunggu waktu yang tepat untuk membasmi  cabang Kekristenan keluar.  Di Silindoeitg orang mulai sudah menjadi malu bahwa kita masih kafir; di sini (Sipirok) adalah rasa malu jika seorang Kristen, manusia haram. Ketika datang untuk mengakhiri sebuah wawancara saya dengan penduduk mendapat kesan dari mereka: ‘aku akan terus memikirkannya’, dan ‘kita mengikuti kepala (pimpinan) kita’.

Bataviaasch handelsblad, 25-11-1891: ‘Empat belas tahun yang lalu menelepon saya tugas resmi saya untuk Sipirok yang indah dan indah, pada jarak dua puluh tiang dari Padang-Sidempoean, * daripada tempat utama Tapanoli..’.

Bencana alam.Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 02-12-1891: ‘di Kota Nopan, Si Pirok dan Penjaboengan (Keresidenan Tapanoeli)telah terjadi gempa bumi pada tanggal 25dan 30bulan Novemberyang masing-masing 16EUke arah selatan dan ke utara. Gempa bumi yang terjadi tergolong durasi yang sangat singkat’.

Sumatra-courant : nieuws- en advertentieblad, 14-12-1891: ‘tata cara baru yang menjadi kepala Rapat sebagimana dalam Ordonansi No. 239 tahun 1879 yang diperbarui dengan peraturan gubernur No. 946 (Staatsblad, 187) bahwa untuk onderafdeeling Ankola adalah Controleur di Padang Sidempoean, dan untuk onderafdeeling Sipirik adalah Controleur di Sipirok’.

De locomotief: Samarangsch handels-en advertentie-blad, 23-12-1891 (iklan): ‘Ibadah Protestan--Koleksi yang luar biasa untuk sebuah gereja baru untuk kepentingan Kristen Batakgemeente di Sipirok, 26 Desember NATAL HARI 2 pagi pukul 9. Presentasi hadiah Natal kepada yang membutuhkan pidato menteri. (dalam Koran ini juga)  Protestantsche konsistori  meminta kita untuk memberikan yang akan dikumpulkan (bag 3) untuk sebuah gereja baru untuk kepentingan Christelijke Batak di kota Sipirok yang terdiri dari 80 keluarga di hari besar dengan pengorbanan diri, kecuali mengangkat karya cinta yang diperlukan sebesar f 400 dibawa bersama-sama dan sekarang berbalik kotamadya Proteslantscha di Ned. Indie untuk membawa bersama-sama. Masih benoodigde f 800 Dewan Gereja merekomendasikan koleksi ini’.

Bencana alam: De locomotief: Samarangsch handels-en advertentie-blad, 15-03-1892: ‘Sumalra'Gourant menulis bahwa 23 Januari di Padang-Sidempoean, Sipirok dan Penjaboegen guncangan gempa yang berlangsung dari Utara ke Selatan’.

Bataviaasch nieuwsblad, 12-04-1892: ‘..’

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 27-04-1892: ‘Diangkat Si Hadja gelar Cornelis menjadi vaksinator di Sipirok’.

Bencana alam: Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 19-05-1892 (gempa besar): ‘Telegram. Padang 19 Mei 01:10 sore. Dari waktu ke waktu dirasakan sedikit terguncang gempa. Padang Sidempoean dua barak kayu dihuni tentara tiga luka ringan. Sipirok memiliki bangunan dan jalan banyak menderita; jalan dari sana ke Padang Sidempoean robek di beberapa tempat. Di negara kopi Loeboe-Raija dekat Padang Sidempoean bangunan kayu bergeser dan jalan rusak parah. Tempat-tempat lain adalah pesan Geene dari kerusakan datang. Dari letusan gunung berapi adalah dikenal; gempa dikaitkan dengan gunung berapi Boulbone atau Sarek Berapi’. Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-05-1892 The oontroleurswoning dan rapatzaal ke Sipirok (pembagian nama itu) telah memperoleh banyak kerusakan’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 25-05-1892: ‘..’

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 11-07-1892 (iklan): ‘Di bawah ini, anggota Komisi, dibuat untuk koleksi kontribusi untuk pembangunan gereja ke Sipirok, bersaksi untuk ini dalam nama Kristen Paroki asli Sipirok, sekarang dari berbagai gereja, yang mereka terbiasa, hadiah diterima, menanggung terima kasih yang tulus mereka sendiri untuk penduduk Padang. yang telah diperoleh. atas uang obyektif tampak bantuan Sipirok, 28 Juni 1892, pasangan Komisi JA. L. Hanstein. H. M. NAPOTZ. JOHN’.

Bencana alam: Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 18-07-1892: ‘akibat gempa tanggal 17 Mei, diantaranya terdapat kerusakan rumah di Great Maudheding 587 rumah, Klein Mandheling 98, Aogkola 189 dan di Sipirok 27’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 16-09-1892: ‘..sekarang taruhan bagian selatan Batakzending bahwa pekerjaan akan ada banyak yang hasilnya kecil. Seseorang harus mengatakan bahwa bahkan sebagai pekerjaan selesa0i. Misionaris kami menulis dari Sipirok, Hanstein..sepuluh orang untuk ziarah ke Mekka akan dilakukan dan kemudian Islam dengan isi semangat baru. Misionaris tidak bisa melakukan selain berdoa terhadap rencana ini dan kasus tersebut. Drum besar masjid; sekarang akan pasti sepuluh jamaah haji untuk melakukan perjalanan. Tapi apa besar-besaran itu? Ada tembakan meriam. Tidak diragukan lagi. Pilar utama dari Islam di Sipirok. Ada kesan pada seluruh penduduk ziarah ke Mekkah ada harapan bahwa pangeran muda yang kini untuk memenuhi tempat kosong akan menegakkan. Ini mungkin bagi prospek Kristen taruhan di wilayah ini semakin sulit’.

Putra Daerah Lulus Kweekschool Padang Sidempoean

Pendidikan negeri di Sipirok makin meningkat. Salah satu siswa sekolah dasar yang terbilang berbakat di Sipirok adalah Sutan Martua Raja lahir 1877, anak Thomas Siregar, seorang guru di Sipirok tamatan sekolah zending. Sutan Martua Raja lahir masuk SD 1884 dan lulus 1889 serta masuk Kweekschool Psp  dan lulus 1893. Kemudian ia menjadi guru bantu di Pargarutan 1893-1899. Salah satu muridnya adalah Parada Harahap.Ketika sekolah negeri sipirok selsai direnovasi dengan kapasitas 201 siswa 1899, Soetan Martua Radja menjadi kepala sekolah hingga 1914.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 15-02-1893: ‘di Onderafdeeling Si Pirok (Residen Tapanoeli) ditempatkan Controleur kelas dua, R.H.V. De Lannoy’.

Bataviaasch nieuwsblad, 17-06-1893: ‘dari tanggal 21 hingga 24 Maret 1893 di sekolah guru Kweekschool Padang Sidempoean dilakukan ujian. Dari tujuh kandidat, semuanya lulus ujian. Mereka yang lulus ini (diantaranya) adalah Si Loehoet galar Raja Enda Boemi dari Baringin, Si Julius galar Soetan Martoewa Radja dari Si Pirok, Si Raja Dangijang galar Regar Indo Mora dari Sijala Goendi dan Si Tirem galar Dja Ali Saman dari Si Pirok’.

Siapa itu Sutan Martua Raja. Dia adalah anak dari Thomas Siregar alias Mangaraja Na Poso alias Muhammad Yunus. Pada bagian kedua, Thomas diperbantukan pemerintah sebagai guru untuk di Sipirok. Thomas adalah murid pertama (186?) sekolah zending pertama di Sipirok yang didirikan oleh G. van Asselt (1858) yang gurunya adalah Nommensen (186?). Ini berarti Thomas adalah produk sekolah zending (186?) dan anaknya, Sutan Martua Raja adalah produk sekolah pemerintah (kweekschool) pada tahun 1893. Keduanya adalah yang pertama untuk penduduk Sipirok (like father, like son).


Tilburgsche courant, 01-11-1893: ‘DI Onderafdeeling Sipirok sejumlah orang bertobat menjadi Kristen di empat gereja baru yang didirikan. Sementara itu juga pergi sejumlah orang Kristen Sipiroksche beralih ke agama Islam’.

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 02-11-1893: Di Governement Sumatra’s Westkus dilakukan dinas sipil dimana dari Onderafdeeling Sipirok Controleur RHV Lannoij ke Onderafdeeling Kelein Mandheling,  Oeloe,  Pakanten. , inspektur dari kelas-2 dari RHV Lannoij, Onderafdeeling Baros, P. Merkus ke Sipirok’.

Algemeen Handelsblad, 26-01-1894: ‘J.R. Stuurman, controleur Sipirok, Tapanoeli berakhir masa jabatannya’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 25-06-1894: ‘di dalam buku ‘Handleiding voor de vergelijkende volkenkunde van Nederlundsch-lndië’ karya Professor dr. G. A. Wilken terdapat uraian penggunaan ‘bange’ semacam tanah liat yang dapat dimakan juga ditemukan di onderafdeeling Sipirok. Bange ini hanya di tempat tertentu seperti lereng gunung, sungai atau dataran yang kurang subur, sedikit vegetasi dan ilalang. Bange ini dapat dibedakan dengan tanah, dalam hal warna, kadar air, rasanya aneh dan cenderung harum. Masyarakat menjadikannya semacam biskuit kecil yang ditambahkan garam dan bentuknya dibulatkan. Bange sangat bermanfaat dalam situasi paceklik atau dalam kondisi perang. Juga dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil. Dalam porsi kecil dapat memperlancar pencernaan, tetapi jika banyak dapat menyebabkan sembelit. Juga digunakan penduduk sebagai bahan pengobatan: direndam, dicampur dengan kunyit, garam, namun bagimana khasiatnya belum terjelaskan…’

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-11-1894: ‘tata cara penempatan anggota yang memiliki kursi di Rapat di Sipirok: koeriahoof dari Sipirok, dari Bringin dan dari Prau Sorat, serta kamponghoofd Si Mangambat dan Pagaran Joeloe (koeria Sipirok) dari Boenga Bondar (koeria Baringin) dan Si Magoendi (koeria Prau Sorat)’.

De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 09-02-1895 (temtang budidaya kuda, kutipan dari karya J.P Veths): ‘tanda-tanda khusus kuda:..meskipun sebagian besar penulis dari Batak, termasuk penjelasan rinci Junghuhn, begitu akurat, deskripsi Neuwmann tentang Pane dan Bila, apakah ada juga dalam kata-kata sederhana yang juga mencatat tanda-tanda baik dan buruk tentang kuda. Mereka terletak di dahi ke leher, ke billtn dan payudara. Dengan satu keganjilan yang saya ambil dari risalah Wilken pengorbanan rambut ditemukan, saya ingin menyimpulkan bab ini dalam hal ini, bahwa ia adalah sifat dewasa, bahwa dada memiliki dua rambut panjang. Di daerah Batak selama Wilken berada Sipirok  menemukan keganjilan ini, katanya, kuda di mata orang Batak adalah martoea, dengan kekuatan mistis dilindungi dari bahaya’.

Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 04-03-1895 (tentang Batak): ‘….di Silindoeng dan Sipirok di mana hari pasar juga daging babi untuk dijual…’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 20-05-1895 dan bersambung dalam edisi Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 24-05-1895 (‘Eksplorasi Batak: Sebuah kontribusi terhadap sejarah penemuan Danau Toba, 1772-1872’, sebuah esai oleh dr. J.H. Meerwaldt): ‘Padri di Batak 1825,..ekspedisi Junghuhn 1840 kemudian oleh van der Tuuk. Junghuhn diikuti oleh Oscar von Kessel, 1844 di Tobing dekat Si Pirok. Di lembah Batang Toru, hampir tak berpenghuni, Karena ada alasan perang kampong di Silindung, Kessel kembali ke Tobing, mengikuti navigasi Aek Batang Toru lalu ke Singkuang. Sebelumnya pada tahun 1818 …memutuskan untuk mengirim delegasi untuk belajar bahasa Batak. Pada tahun 1849 dipilih mahasiswa Groningen, bernama van der Tuuk, namun gagal (karena orang Batak tidak percaya asing). Van der Tuuk mendapat saran dari Asisten Residen Willer. Pada tahun 1852 kembali lagi van der Tuuk melalui Siboga, Djaga-Djaga dan ke Loemoet lalu ke Ankola dekat Panjaboengan. Selanjutnya, van der Tuuk bersama Controluer Hammers dari Padang Sidempoean ke Sipirok…ekspedisi berikutnya (independen) Nona Ida Pfeiffer sampai ke Silindung (dan singgah di Sipirok)…Pemandu saya pasang badan dan menjelaskan kepada penduduk Silindung. Jadi mereka berpikir saya mendukung penuh--bahwa aku bukanlah mewakili seorang Belanda tapi juga tidak juga bagaikan Si Pokki-seperti disebut melakukan kekerasan atas Toba. Bagi saya sebelum Raja Lumbung (Lumban Tobing?)—disebut pangeran untuk wilayah itu, mereka mengatakan bahwa Hollander, dan juga setelah Si Pokki,  Batakschen Raosche gugur. Nama ‘pokki’ tidak diragukan lagi berasal dari gelar Fakih, menurut pernyataan bahwa ‘pokih’ di Toba, membaca yang tidak mengerti dan melembabkan menjadi Si Pokki’.

Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 24-05-1895 (esai berjudul  ‘De Ongeregeldheden in Toba, Aan Wie De Schuld?’ oleh dr. J.H. Meerwaldt): ‘intinya perseteruan antara Controleur Sipirok dan Asisten Residen afdeeling Silindoeng en Toba, Mr. Welsink (mewakili pemerintahan Hindia Belanda) di satu pihak dengan para misionaris (orang-orang Jerman) di pihak lain’.
Sumatra-courant: nieuws-en advertentieblad, 23-09-1895 (zending ke Padang Bolak oleh S): ‘lama saya berdoa selama beristirahat, dan setelah itu aku hanya punya ide ekstrim, bertaruh ke timur, di Padang Bolak…aku lagi melakukan perjalanan ke batas sisi Sipirok… melalui Sihulabu, Sipiongot’.

De locomotief: Samarangsch handels-en advertentie-blad, 22-10-1895: ‘Apa yang khusus di Residentie Tapanoli, tampak berikut ini: Ddi Padarg Lawas ada penyebaran rumor itu perintah datang dari Mekah via Aceh bahwa penduduk harus berlatih. Dalam "mantjak" (pagar atau tari pedang) Dari Angkola dan Mandheling dan terutama Sipirok itu datang beberapa orang terampil untuk daerah tersebut untuk mengajar seni mereka kepada orang-orang muda, namun itu tidak lama sebelum datang ke bentrokan antara master dan dadu dan perkelahian partai besar untuk Poerba RII Nomba The komplotan dihukum dan dengan demikian mengakhiri gerakan’.

Java-bode: nieuws, handels-en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-11-1895: ‘permintaan kepada otoritas Sipirok, zendelingleeraar W. Gericke diizinkan untuk melakukan tugas’.

Catatan:
  •  Sumber utama (dalam tanda kutip) merupakan sari berita yang relevan dengan artikel ini. Sumber lain (ditulis anonim) hanya sebagai informasi pendukung agar konteks ‘berita’ sesuai.
  •   Isi artikel ini dibuat seorisinil mungkin, hanya berdasarkan informasi (surat kabar) yang tersedia. Kemungkinan adanya ‘bolong-bolong’ di sana sini, silahkan para pengguna (pembaca) melengkapi dan menginterpretasi sendiri. 
(bersambung)

Bag-6: Sejarah Sipirok: Putra Daerah Merantau ke Doli dan Batavia, Mereka Tidak Kembali

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber tempo doeloe.

Tidak ada komentar: